Thursday, February 25, 2010

KEAGUNGAN NABI MUHAMMAD S.A.W


“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”
Tidak ada tempat meminta pertolongan kecuali kepadaNya. Segala puji bagi Allah, tiada ada pujian kecuali padaNya. Aku memuji-mujiMU wahai Tuhanku, sebagaimana Engkau ajarkan kami cara memujiMU. Selawat dan salam semoga selalu disampaikan pada makhlukNya yang terbaik, sayyidina Muhammad s.a.w.

Keagungan Muhammad SAW
Apakah Kita Telah Mengenal Nabi Kita ?

Apakah Kita benar-benar kenal Nabi Kita? Yaitu kenal secara lahir dan batinnya, jasmani, maknawi dan rohaninya Atau Kita hanya kenal secara lahir sahaja, tidak lebih daripada itu?! Atau Kita kenal secara biasa sahaja?

Sebenarnya kalau Kita kenal secara lahir dan batin, jasmani, rohaniahnya pribadi Nabi Kita Pasti Kita jatuh hati kepadanya, Kita akan cinta, Kita akan menyebut selalu namanya
Melalui selawat dan ingatan terhadapnya, Kita akan terasa terhutang budi kepadanya
Karena kedatangannya dan jasanya kepada dunia

Muhammad SAW Nabi Kita...
Nabi Kita, Dia seorang manusia istimewa,
Luar biasa yang tiada taranya
Dia adalah manusia yang paling mulia di sisi Allah Taala

Mari kita bercerita tentangnya secara ringkas agar Kita kenal
Nabi Kita sendiri...
Siapa dia yang sebenarnya?
Dia adalah Muhammad anak Abdullah, ibunya Aminah
Bangsa Quraisy dari Bani Hasyim
Nasabnya hingga ke Nabi Ibrahim

Dia adalah anak yatim piatu..
Seorang anak yang tidak pernah dapat bermanja dengan ibu bapanya seperti orang lain
Dia lahir dari keluarga yang miskin dan dipelihara pula oleh keluarga yang miskin

Dia adalah makhluk yang pertama dan utama yang paling dicintai oleh Allah
Yaitu yang diberi nama Nur Muhammad
Dari Nur Muhammadlah seluruh yang ada dicipta dan diwujudkan
Syurga, Neraka, dunia, Akhirat, para malaikat, Arasy, Kursi, Sirat,
manusia, jin, haiwan, langit, bumi dan lain-lainnya

Ertinya kalau bukan kerana Nabi Muhammad SAW,
Yang lain tidak akan diwujudkan
Kerananya itu Nabi kita membawa rahmat zahir dan batin
Kepada seluruh makhluk Allah

Dia adalah makhluk yang awal dari ruh diwujudkan,
sebagai Jasad akhir keturunan para Nabi
Dia adalah satu-satunya Nabi yang diisra’kan dan dimi’rajkan
Mukanya laksana bulan purnama kerana cahayanya yang terang
Dia hamba Allah yang paling bertaqwa dan paling takut dengan Tuhan
Kerana itulah dia dipanggil Habibullah oleh Allah
Ketua seluruh para Rasul dan para Nabi
Penghulu seluruh orang yang bertaqwa
Imam seluruh manusia
Syariatnya untuk seluruh jin dan manusia dan penutup seluruh syariat
Orang yang memberi syafa’atul kubra di Akhirat dan orang yang pertama
masuk Syurga

Al Quran kitab yang diturunkan kepadanya paling lengkap
Merupakan mukjizatnya yang kekal dan paling agung
Tiada siappuna yang dapat menirunya

Dia memiliki ilmu dunia dan Akhirat
Sekalipun dia tidak menulis dan membaca
Nabi kita mempunyai akhlak yang paling mulia dan tiada taranya
Bahkan lebih mulia dari para malaikat
Terutama kasih sayangnya kepada manusia begitu terasa
Tawadhu’nya ( rendah diri ) adalah pakaian pribadinya
Karena itulah dia sanggup duduk, makan, minum, tidur, baring dengan
fakir miskin, Menziarahi orang sakit, mengiringi jenazah
Tiada seorang pun yang melihat mukanya melainkan jatuh cinta kepadanya
Bahkan seperti orang mabuk tidak dapat melupakannya
Sangat kasih dan simpati dengan fakir miskin, anak-anak yatim dan
janda-janda
Pemurahnya laksana angin kencang yang sangat laju

Orang yang mampu bergaul dengannya berbagai macam strata
Adakalanya laksana ibu dan ayah
Adakalanya seperti kawan yang membela dan setia
Adakalanya terasakan bagai guru
Adakalanya sebagai pemimpin
Adakalanya bagaikan Panglima
Setiap orang yang satu majelis dengannya merasakan dapat layanan yang
memuaskan darinya
Akhlaknya yang tinggi membuat Allah memuji
Keberaniannya luar biasa
Dia berjalan seorang diri di hadapan musuh-musuhnya
Tidak sedikit pun takut dengan raja-raja

Setiap orang yang meminta tidak pernah dikecewakan, sekalipun
terpaksa berhutang dengan manusia
Ibadahnya banyak
Sembahyangnya hingga bengkak-bengkak kakinya kerana terlalu
lama berdiri di hadapan Tuhannya
Tidak pernah mendoakan musuh-musuhnya dengan kejahatan
Sangat suka meminta maaf dan memberi maaf kepada siapa saja
Dia membalas kejahatan orang dengan kebaikan
Satu perbuatan yang luar biasa
Tidak pernah menghina, mencaci dan merendah-rendahkan orang lain
Sangat pemalu dan merendah diri
Sangat menerima alasan seseorang
Sangat tahan menerima ujian dalam berbagai bentuk dan keadaan
Karena itulah dia dapat menjadi ketua Ulul Azmi para Rasul alaihimussolatuwassalam

Dia suka kepada seseorang kerana Allah dan murka juga kerana Allah
Hatinya selalu terjaga, matanya saja yang tidur tapi hatinya tidak tidur
Kerana itulah dia tidur tidak membatalkan wudhunya
Di dalam hidupnya 74 kali terjadi peperangan, 27 kali dia ikut serta
tetapi tidak pernah membunuh musuh-musuhnya walaupun seorang

Kerana menegakkan kebenaran, pernah dilempar dengan
najis, dilempar dengan batu hingga berdarah, diboikot selama
tiga tahun, dikepung, hendak dibunuh, berhijrah meninggalkan tanah
air dan mendapat berbagai kesusahan dan penderitaan

Kemuliannya di sisi Allah Ta’ala begitu ketara dan terasa
Hingg namanya disandingkan dengan nama Tuhannya
di dalam dua kalimah syahadah sebagai bukti syahnya Islam dengan mengucap namanya bersama dengan nama Tuhannya

Doa yang hendak dikabulkan, awal dan akhir ditutup dengan sholawat kepadanya
Doanya sangat terkabul, bahkan siapa yang berdoa bertawasul dengannya
lebih diterima doanya
Siapa yang banyak berselawat dengannya diberi syafaat di Akhirat
Siapa yang selalu menyebut namanya diturunkan rahmat dan berkat

Mukjizat-mukjizatnya yang banyak menunjukkan kebenarannya
Tertulis khatamun nubuwwah di belikatnya
Peluhnya bak mutiara, wanginya lebih wangi daripada kasturi
Orang tidak dapat menentang matanya karena kehebatan yang terpancar
di wajahnya, musuh-musuhnya pasti menundukkan pandangannya bila
menatapnya

Banyak perkara-perkara ghaib yang dibuka Allah Taala kepadanya
Sehingga sebagian perkara-perkara yang belum terjadi Seperti peristiwa akhir zaman dapat diceritakannya

Terlalu kuat tawakalnya kepada Allah Ta’ala
Hingga makanan yang berlebih tidak disimpan untuk malamnya
Bahkan diberikan kepada yang berhak

Apabila dia buang air, tidak ada kesan membuangnya
Lalat tidak pernah hinggap pada badannya
Kalau dia berpaling, dia berpaling dengan seluruh badannya
Tidak pernah makan seorang diri melainkan berkawan
Tidak pernah mencerca makanan
Kalau dia tidak suka, dia tidak makan, makanan itu

Sangat menghormati dan memuliakan tetamunya
Terlalu menjaga hak-hak sekalipun kepada orang kafir
Terlalu mengutamakan orang lain daripada dirinya sendiri
Tidak pernah melaknat sekalipun binatang
Apa yang dikatakannya ibarat mutiara
hingga sangat mempengaruhi orang yang mendengarnya

Dapat menyatupadukan manusia yang berbagai-bagai etnik, kaum,
bangsa dan yang berlainan warna kulit, bahasa dan budaya
Bahkan dapat menanamkan kasih sayang satu sama lain di kalangan
manusia
Melahirkan manusia yang begitu taat dan patuh kepada syariat Tuhannya

Sangat unggul dalam melahirkan manusia yang tinggi akhlak dan moralnya
Mampu menjadikan dunia bersih daripada noda dan dosa
Berjaya menjadikan setiap orang rasa berpuas hati di bawah naungan
pimpinannya sekalipun yang bukan Islam
Mereka merasakan dia adalah pelindung dan penyelamat kepada seluruh
makhluk sekalipun binatang

Itulah dia Muhammad Rasulullah SAW
Itulah dia nabi kita, manusia luar biasa,
Yang istimewa kejadian dan akhlaknya paling sempurna, tiada
tandingannya
Baru sedikit saja kita ceritakan tentangnya, sudah mengagumkan kita

Apakah pribadi yang seperti ini kita tidak jatuh hati kepadanya?
Apakah manusia ini kita bisa melupakan begitu saja?
Apakah kita tidak terasa terhutang budi kepadanya?
Bahkan patut bersyukur kepadanya sepanjang masa
Dapatkah kita samakan dia dengan pemimpin-pemimpin yang lain di
dunia?
Jauh panggang dari api, bagai langit dengan bumi

Salam ’alaika Ya Rasulullah

Wednesday, February 24, 2010

SEJARAH SAMBUTAN MAULIDUR RASUL



Perayaan Maulidur rasul telah diasaskan oleh kerajaan Fatimiah di Mesir. Kerajaan Fatimah telah merayakan perayaan ini secara besar-besaran. Bukan hanya hari jadi Rasulullah saw sahaja yang dirayakan, tetapi juga ahli keluarga Nabi saw seperti Zainab, Hassan, Hussain (r.a.). juga dirayakan. Bahkan mereka juga merayakan kelahiran Nabi Isa as.

Walaubagaimanapun, semua perayaan ini telah dihentikan pada tahun 488 atas perintah Perdana Menteri al-Afdal Shahindah pada ketika itu yang berpegang kuat pada sunnah seperti tercatit di dalam buku Al-Kamel, karangan Ibnu Al-Atheer. Masyarakat berhenti merayakannya sehingga Al-Ma’moon Al-Bataa’ni memegang kuasa kerajaan. Beliau telah yang memulakan kembali perayaan yang telah dihentikan sebelum itu.

Apabila Kerajaan al-Ayubbiah merampas kuasa, semua perayaan telah dihentikan. Namun begitu, masyarakat tetap merayakannya dikalangan keluarga mereka di dalam rumah. Pada Abad ke 7, Putera Muzafar Al-Deen Abi Sa’d Kawakbri Ibn Zein Ed-Deen `Ali- Ibn Tabakatikin telah mewartakan perayaan Maulid Nabi di Bandar Irbil. Beliau merupakan seorang sunni. Muzafar mengambil berat akan perayaan ini sehingga memerintahkan agar persediaan seperti mendirikan khemah, menghias khemah dan pelbagai lagi dilaksanakan seawal dan sebaik mungkin. Setiap kali selepas solat Asar, Muzafar akan menyaksikan perayaan ini di dalam khemah yang telah didirikan itu.

Perayaan diadakan pada 8 Rabiulawal dan kadang-kadang 12 Rabiulawal. Sambutannya diisikan dengan pelbagai acara antaranya membaca sejarah Nabi (s.a.w.) sehinggalah kepada menghias binatang ternakan untuk disembelih kemudian diadakan jamuan besar-besaran.

Berkata Ibnu Haajj Abu Abdullah Al-Abdari, perayaan tersebut tersebar luas di seluruh Mesir pada zaman pemerintahan Putera Muzafar ini. Beliau menentang akan perayaan yang diadakan. Banyak buku telah ditulis mengenai perayan Maulidur Rasul ini antara penulisnya ialah Ibn Dahya, meniggal dunia pada 633, Muhy Ed-Deen Ibn Al-`Arabi, meniggal di Damascus pada 683, Ibn Taghrabik, meniggal di Mesir pada 670, dan Ahmad Al-`Azli dan anaknya Muhammad, meniggal di Sebata pada 670.

Oleh kerana amalan bid’ah yang banyak ketika perayaan itu, ulama’ telah berbeza pendapat akan kebolehan merayakan Maulid Nabi ini. Pendapat pertama membolehkan perayaan ini manakala pendapat yang kedua mengatakan sebaliknya. Antara yang membolehkan ialah As-Siyooti, Ibn Hajar Al-`Asqalaani dan Ibn Hajar Al-Haythmi. Walaupun mereka bersetuju dengan perayaan ini, mereka tetap membangkang aturcara ketika Maulid itu(pada zamannya).

HUKUM MAULID

Seperti yang telah diketahui, perayaan Maulidur Rasul ini merupakan satu perayaan yang kontroversi. Para ulama’ berbeza pendapat akan kebolehan perayaan ini. Kita sebagai masyarakat awam tersepit antara dua pendapat. Yang mana perlu kita turuti. Sedangkan kedua-dua belah pihak terdiri daripada ulama’-ulama’ yang hebat dan tidak boleh ditolak lagi akan kewibawaan mereka. Di dalam artikel ini, akan dilampirkan kedua-dua belah hujah setakat mana yang mampu dikumpulkan. Melalui cara ini, kita dapat menilai sendiri yang manakah mempunyai hujah yang kuat. Dan insya Allah, kita akan berada di jalan yang benar.


HUJAH MEMBOLEHKAN MAULIDUR RASUL

Antara ulama’ yang menyokong akan Maulidur Rasul ialah Imam Jalaluddin Sayuti dan Sayid Ahmad bin Zaini Dahlan.

Telah berkata Imam Jalaluddin Sayuti:

"Ibadat macam itu adalah bid'ah Hasanah (bid'ah baik) yang diberi pahala mengerjakannya kerana dalam amal ibadat itu terdapat suasana membesarkan Nabi, melahirkan kesukaan dan kegembiraan atas lahirnya Nabi Muhammad SAW yang mulia".

Dan berkata Sayid Ahmad bin Zaini Dahlan:

”Telah berlaku kebiasaan bahawa orang apabila mendengar kisah Nabi dilahirkan, maka ketika Nabi lahir itu mereka berdiri bersama-sama untuk meghormati dan membesarkan Nabi Muhammad saw. Berdiri itu adalah hal yang mustahsan (bai) kerana dasarnya ialah membesarkan Nabi Muhammad saw dan sesungguhnya telah mengerjakan hal serupa itu banyak dari ulama-ulama ikutan umat.”

Berkata pula Syeikh Atiah Saqr:

”Saya berpendapat tidak menjadi kesalahan untuk menyambut maulid. Apatah lagi di zaman ini pemuda pemudi Islam semakin lupa dengan agama dan kemuliannya. Perlu juga diingat sambutan tersebut janganlah dicemari oleh perkara-perkara haram dan bid’ah. Seperti pergaulan antara lelaki dan wanita tanpa batas. Kita juga tidak sewajarnya menjadikan sambutan ini sebagai satu tradisi yang khusus, sehingga timbul dalam kefahaman masyarakat jika sesuatu acara tidak dilansungkan maka seseorang itu dikira telah berdosa dan melanggar syariat.”

Syeikh Yusuf Qardawi juga telah memberi komen mengenai maulid ini. Beliau berkata(ringkasan):

”Semua telah sedia maklum bahawa sahabat-sahabat Rasulullah saw tidak merayakan hari kelahiran Rasulullah saw. Ini adalah kerana mereka telah menyaksikan secara langsung setiap gerak-geri Rasulullah saw dan seterusnya ingatan terhadap Rasulullah saw itu kekal di dalam hati dan juga ingatan. Sa’ad Abi Waqas mengatakan bahawa beliau begitu ghairah untuk menceritakan mengenai Rasulullah saw kepada kanak-kanak sama sepertiman keghairahan mereka mendidik anak-anak itu Al-Quran. Oleh kerana mereka sering menceritakan sejarah perjuangan Rasulullah saw, maka tidak perlulah mereka merayakan sepertimana dirayakan Maulid ar-Rasul kini.

Walaubagaimanapun, generasi terkemudian telah mula melupakan kegemilangan sejarah Islam dan kesannya. Dengan itu, perayaan Maulid Rasul ini diadakan bertujuan untuk mengingati sejarah Islam ketika Rasulullah saw masih hidup. Tetapi malangnya, Maulid Rasul ini telah bercampur dengan amalan bid€ ¦’²ah yang ditentang oleh Islam. Sebenarnya, meraikan hari kelahiran nabi bermakna meraikan hari kelahiran Islam.

Maka dibolehkan meraikan Maulid nabi ini dengan syarat tidak dicampur-adukkan dengan perkara-perkara bid’ah. Tetapi sebaliknya diisi dengan ceramah yang menceritakan akan sejarah Islam.”

Berikut adalah antara dalil-dalil yang menjadi hujah bagi yang membolehkan Maulid ini:

1) Allah berfirman:

”Maka orang yang beriman kepadanya (Muhammad saw) memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Quran) mereka itulah yang beruntung.” – Al-Araf: 157

Keterangan:

Tujuan maulud diadakan adalah untuk memuliakan Nabi Muhammad saw. Maka perayaan maulud masuk dalam umum ayat tersebut.

2) Firman Allah:

”Dan ingatkanlah mereka dengan hari-hari Allah.” – Ibrahim: Ayat 5

Keterangan:

Al-Baihaqi di dalam ”Syakbu al-Iman” daripada Ubai bin Kaab daripada Nabi saw, sesungguhnya baginda menafsirkan ”hari-hari Allah” ialah hari-hari nikmat dan kurniaan Allah. Al-Alusi dalam Ruh al-Ma’ani menjelaskan lagi dengan katanya ”kelahiran Nabi saw merupakan nikmat yang paling besar.”

3) Bahawasanya Nabi Muhammad saw datang ke Madinah maka beliau mendapati orang-orang yahudi berpuasa pada hari Asyura iaitu hari 10 Muharram, maka Nabi bertanya kepada orang yahudi itu: “Kenapa kamu berpuasa pada hari Asyura?” Jawab mereka: “Ini adalah hari peringatan, pada hari serupa itu dikaramkan Firaun dan pada hari serupa itu Musa dibebaskan, kami berpuasa kerana bersyukur kepada Tuhan.”Maka Nabi berkata: “Kami lebih patut menghormati Musa berbanding kamu.” [Riwayat Bukhari dan Muslim.]

Ibnu Hajar Al-Asqalani pengarang Syarah Bukhari yang bernama Fathul Bari berkata bahawa dari hadis ini dapat dipetik hukum:

- Umat Islam dibolehkan bahkan dianjurkan memperingati hari-hari bersejarah, hari-hari yang dianggap besar umpamanya hari-hari maulud, mi’raj dan lain-lain.

- Nabi pun memperingati hari karamnya Firaun dan bebasnya Musa dengan melakukan puasa Asyura sebagai bersyukur atas hapusnya yang batil dan tegaknya yang hak.

4) Dalam sahih Muslim daripada Abi Qatadah al-Ansari berkata: Nabi (s.a.w.) telah ditanya tentang puasa pada hari Isnin lalu baginda bersabda: “Di hari tersebutlah aku dilahirkan dan di hari tersebut jugalah aku diutuskan.”

Keterangan:

Rasul saw menegaskan kelebihan hari kelahirannya berbanding hari-hari lain. Oleh itu setiap mukmin sewajarnya berlumba-lumba beramal dan bersyukur dengan kelahiran baginda saw yang membawa rahmat kepada seluruh alam.

HUJAH MENENTANG MAULIDUR RASUL

Berikut antara pendapat yang menentang bersertakan hujah mereka:

1) Nabi Muhammad saw tidak pernah merayakan atau menyuruh umatnya untuk merayakan hari kelahirannya. Nabi saw telah menekankan agar jangan memperbesarkannya sepertimana orang kristian memperbesarkan Nabi Isa as. Ini dijelaskan di dalam hadis riwayat Bukhari:

Baginda bersabda, “Jangan memperbesarkan mengenai aku seperti Kristian memperbesarkan mengenai anak Maryam. Aku hanyalah hamba, jadi katakanlah, hamba Allah dan pesuruh-Nya.” (Au kama Qal)

Apa yang telah disuruh Rasulullah saw hanyalah menyuruh umatnya menjadikan hari kelahirannya satu hari untuk beribadat yang mana berbeza dengan perayaan. Bertepatanlah dengan hadis di bawah:

Dalam sahih Muslim daripada Abi Qatadah al-Ansari berkata: Nabi (s.a.w.) telah ditanya tentang puasa pada hari Isnin lalu baginda bersabda: “Di hari tersebutlah aku dilahirkan dan di hari tersebut jugalah aku diutuskan.”

“Dan hendaklah kamu menjauhi perkara-perkara yang diada-adakan , kerana setiap yang diada-adakan itu adalah bid’ah , dan setiap bid’ah itu adalah sesat “. [Diriwayatkan oleh Imam Abu Daud]

2) Para sahabat Rasulullah dan juga umat Rasulullah saw pada 3 abad kemudian tidak pernah merayakannya walaupun merekalah orang yang lebih mencintai Rasulullah saw lebih dari umat terkemudian.

Hadis Imran bin Husain r.a: Rasulullah s.a.w bersabda: ”Sesungguhnya yang terbaik dari kalangan kamu ialah sezaman denganku, kemudian orang yang hidup selepas zaman aku, setelah itu orang yang hidup selepas mereka.” Imran berkata: Aku tidak mengetahui kenapakah Rasulullah s.a.w menyebut selepas kurunnya sebanyak dua atau tiga kali. Selepas itu datang satu kaum yang di minta memberi penyaksian tetapi tidak di beri penyaksian, yang berkhianat sehingga tidak boleh dipercayai, yang suka bernazar tetapi tidak melaksanakannya dan sukakan kemewahan. Perayaan Maulid Nabi datang beberapa abad kemudian yang mana ciri-ciri Agama Islam yang sebenar sudah hilang dan bid’ah berleluasa.

3) Allah berfirman di dalam Al-Quran:

Katakanlah, "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu,Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. "

Katakanlah, "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir". (QS. 3:31-32)

Ayat di atas menerangkan cara menunjukkan kasih sayang yang sebenar yang patut dilakukan kepada Rasulullah saw. Ayat yang pertama di atas menjelaskan bahawa cinta itu hanyalah pengakuan, tetapi buktinya ialah menuruti apa yang Rasulullah saw bawakan. Manakla ayat kedua menekankan kepentingan dalam menuruti kehendak Allah dan Rasul Nya. Allah menyudahi ayat di atas dengan ancaman yang keras bahawa sesiapa yang tidak mahu mentaati adalah kafir dan Allah tidak mencintai orang kafir.

”Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu.” (QS. 5:3)

”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. 33:21)

4) Kata-kata sahabat Rasulullah saw:

Huzaifah Ibnu Al-Yamaan ra berkata: "Setiap ibadah yg tidak dilakukan oleh sahabat Rasulullah saw, maka janganlah melakukannya"

Dan berkata Ibnu Mas'ud :"Ikutlah (sunnah) dan jangan menambah, dan telah cukup bagi kamu - perbuatan yg lama (kekal dengan cara lama)"

(Dipetik dari laman web Suara Ulama’ – Persatuan Ulama’ Malaysia (PUM)

KEHENDAK..


Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”

Tidak ada tempat meminta pertolongan kecuali kepadaNya. Segala puji bagi Allah, tiada ada pujian kecuali padaNya. Aku memuji-mujiMU wahai Tuhanku, sebagaimana Engkau ajarkan kami cara memujiMU. Selawat dan salam semoga selalu disampaikan pada makhlukNya yang terbaik, sayyidina Muhammad s.a.w.

Firman Allah S.W.T

“jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang kamu dilarang mengerjakannya, nescaya Kami hapuskan kesalahan-kesalahanmu(dosa-dosa kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (syurga)”

An-nisaa’:31

Ayat diatas menjadi pangkal kebaikan bagi setiap Muslim sepanjang hari-hari yang dilalui, kerana ayat tersebut memberikan batasan-batasan dan ranjau-ranjau yang harus diperhatikan bagi setiap muslim pada saat ia melakukan pilihan bagi hayunan langkah sehingga ia tidak terjerumus ke dalam pilihan yang membinasakan yang tidak berpedoman pada manhaj Allah. Seandainya manusia diciptakan sebagai makhluk”makanik” tanpa dibekali dengan kemampuan untuk memilih nescaya manusia akan bebas dari beban untuk menentukan pilihan itu.

Beban manusia timbul dari sikap angkuhnya kerana memiliki kemampuan lebih dari makhluk Allah yang lain. Kelebihan manusia terletak pada potensi akalnya yang memberi kemampuan untuk menentukan pilihan terhadap altenatif-altenatif yang tersedia di dihadapan. Sementara makhluk-makhluk lain yang diciptakan oleh Allah terbentuk sebagai makhluk yang telah terprogram secara keseluruhan.

Firman Allah

“sesungguhnya, Kami telah mengemukakn amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khuatir akan mengkhianati dan dipikullah oleh manusia. Sesungguhnya, manusia itu amat zalim dan amat bodoh”

Al-ahzab:72

Manusia telah menzalimi dirinya ketika ia memilih untuk memegang kendali pilihan bebas dirinya saat menghadapi godaan syahwat atau saat menhadapi kehendak manhaj Allah S.W.T. sementara makhluk2 lain yang menundukkan dirinya kepada pilihan Allah, tidak akan menhadapi masalah.

Pilihan yang menusia buat terkadang tersasar dari syariat sedangkan ianya merasakan pilihan tersebut tepat dari segi perkiraan akalnya. Tanpa panduan yang telah ditetapkan oleh Pencipta mana mungkin manusia itu akan selamat untuk menentukan pilihan kerna Allah adalah makanik kepada manusia, yang mengetahui setiap natijah perbuatan manusia sebelum manusia melakukan tindakan, yang mengetahui setiap perkara yang akan berlaku sedang manusia tidak mengetahui perkara yang akan berlaku,dan yang mengetahui apa yang berada diantara langit dan bumi.

Kuasa memilih dan membuat pilihan dibekalkan pada diri setiap manusia pada masa yang sama Allah juga telah menetapkan batasan- batasan dan dan larangan dalam kehidupan. Pertembungan antara kehendak manusia dengan kehendak Maha Pencipta selalu berlaku kerna terdapatnya unsur yang ketiga iaitu syaitan sedang manusia sudah dibekalkan nafsu yang sentiasa mempengaruhi kearah kebinasaan. Pertembungan ini memjadikan beban pada manusia yang tidak mempunyai keyakinan terhadap ayat-ayat Allah.

Beban yang terjadi disebabkan keangkuhan yang terdapat pada diri manusia yang tidak bisa tunduk pada maha Pencipta, walaupun mengetahui pilihannya itu tidak selari dengan kehendak Allah. Keadaan ini menjadi manusia itu berada dalam keadaan yang resah, gelisah dan sebagainya. Dalam konteks yang lebih besar jika dapat dikaitkan.

Sesebuah Negara akan bertambahnya gejala social sehari demi sehari seiring dengan akta, enakmen-enakmen yang sentasa digubal bagi membendung masalah tersebut. Persoalan yang timbul..bila akan berlaku pengurangan masalah ini?? Sukar untuk diramal oleh pakar-pakar cerdik pandai bilakah akan berlaku penguranagn, kempen demi kempen, tindakan demi tindakan diambil tetapi tetap masalah ini bertambah dari masa ke semasa.

Disini dapat dilihat pertembungan kehendak antara kehendak Allah dengan kehendak manusia..Allah mewajibkan untuk meletakkan Al-Quran sebagai rujukan teratas manakala manusia pula meletakkan selain quran sebagai rujukan teratas.

Setiap kebebasan yang diberikan oleh Allah pada manusia pasti ada batasannya, seumpamaya dalam hiburan. Manusia dibenarkan untuk berhibur, tp batasan dalam hiburan mesti diikuti. Dalam pemakanan juga ada batasannya, jika terlampau banyak makan pasti akan berlaku kesan yang kurang baik pada diri.

Kebebasan itu bukan membuat sesuatu dengan mengikut hawa nafsu semata-mata, bahkan ia mestilah selari dengan kehendak Allah sebagai makenik manusia.

Sama-samalah kita mengambil pengajaran, apa yang kurang ana mohon maaf, dan apa yang salah tolong perbetulkan, semoga ianya bermanfaat kepada semua

Wassalam.

Friday, February 12, 2010

TUAN GURU NIK ABDUL AZIZ ANTARA 50 TOKOH ISLAM TERBAIK DI DUNIA



KUALA LUMPUR, Nov 21 — Mursyidul Am PAS Datuk Nik Abdul Aziz Nik Mat yang menerajui Kelantan sejak 1990 sebagai Menteri Besar Kelantan disenaraikan sebagai antara pemimpin Islam berpengaruh di dunia.

Daripada senarai 50 personaliti yang dinamakan, Nik Aziz menduduki tempat yang ke-42.

Nama 50 personaliti ini disenaraikan dalam buku berjudul “The 500 Most Influential Muslims”. Edisi pertama dikeluarkan baru-baru ini oleh The Royal Islamic Strategic Studies Centre.

“Kita cuba untuk mengetengahkan mereka yang berpengaruh sebagai Muslim, pengaruh mereka digerakkan hasil amalan ajaran Islam ataupun pada hakikatnya mereka adalah seorang Muslim,” kata bahagian pengenalan buku itu.

Mengetuai senarai itu ialah Raja Arab Saudi Raja Abdullah Abdul Aziz dan disusuli pemimpin agung Iran Ali Khamenei dan Raja Maghribi Raja Mohamed VI.

Umumnya, nama tokoh dan personaliti dalam buku itu disenaraikan dalam 15 kategori iaitu ulama, politik, pentadbiran, pengkhutbah, wanita, kedermawanan, pembangunan sains dan teknologi, kebudayaan, media dan radikal serta rangkaian Islam antarabangsa.

Kategori itu menyenaraikan kira-kira 450 nama keseluruhannya.

Wednesday, February 10, 2010

JANGAN TERTIPU DENGAN KEDUNIAAN..



(Surah Luqman, 33; Fathir, 5; Ali ‘Imran 185; al-Hadid, 20…)


Ketahuilah bahawa perumpa-maan penduduk dunia ini dalam hal ghaflah dan kelalaian mereka bagaikan suatu kaum yang sedang menaiki bahtera. Bahtera malintasi suatu pulau. Nakhoda menyuruh para penumpang turun dari kapal untuk menunaikan hajat keperluan masing-masing, sambil mengingatkan bahawa jangan singgah terlalu lama, kerana masa singgah hanya sebentar. Masa keberangkatan kapal semula sangat dekat. Para penumpang bertebaran di seluruh penjuru pulau nan indah memikat.

Satu kumpulan di kalangan mereka menunaikan hajat keperluan dengan bijkak dan segera, kemudian mereka bergegas menaiki kapal semula. Mereka dengan mudah memilih tempat di dalam kapal, duduk di first-class, tempat yang paling selesa dan menyenangkan.

Sekumpulan lain agak lama transit di pulau tersebut. Mereka terpesona menyaksikan gemerlapan cahaya lampunya yang berwarna warni. Taman-taman bunga nan indah. Pepohonan nan rindang menyejukkan. Kicauan burung-burung yang merdu, lirik lagu-laguan yang teratur dan memukau. Mereka mengamati tanah dataran pulau yang terdapat padanya batu-batu, permata, mutiara yang beraneka warna dan corak yang indah dan memikat mata memandang beserta seni ukirnya yang unik memikat dengan permata zamrud dan corak bentuk yang sangat ajaib. Kemudian mereka teringat jadual keberangkatan bahtera yang sangat suntuk, lantas mereka bergegas menaiki kapal. Ternyata tempat yang mereka dapati sangat sempit menyusahkan. Merekapun duduklah di tempat tersebut.

Kumpulan ketiga sibuk menga-ut batu-batu pualam dan permata yang memikat hati mereka. Mereka tertarik dan terus membawa bersama ke dalam bahtera yang telah pun penuh sesak. Barangan yang mereka bawa menyusahkan diri mereka sendiri. Akhirnya mereka dibalut penyesalan kerana membawa bersama batu permata tersebut. Mereka tak berupaya membuang dan meninggal-kannya, sedang di dalam bahtera tak tersedia tempat untuk meletakkan barangan. Akhirnya mereka terpaksa memikulnya sendiri di atas pundak masing-masing. Mereka sungguh menyesal mengambil barangan tersebut, suatu sesalan yang tak membawa sebarang erti.

Golongan keempat sibuk menjelajahi pulau nan kelihatan indah sehingga mereka terlupa menaiki bahtara. Mereka pergi cukup jauh menjelajahi pelbagai taman-taman rekreasi sehingga tak terdengar seruan nakhoda kerana terlalu sibuk menikmati pelbagai jenis buah-buahan, menyaksikan gemerlapan lampu hiasan warna-warni, melihat pepohonan nan indah. Dalam masa yang sama mereka khawatir terhadap diri mereka diserang oleh binatang buas, bimbang terjatuh ke dalam lubang dan jurang yang dalam. Cemas melihat duri-duri yang mengait pakaian mereka, duri dahan-dahan kayu yang melukai badan, duri-duri berbisa yang menusuk telapak kaki, suara seram menakutkan, pelbagai pengait yang mengoyakkan pakaian menyebabkan aurat mereka terdedah yang akan menghalangi mereka meneruskan perjalanan seandainya mereka menginginya. Akhirnya setelah mereka terdengar suara panggilan nakhoda, barangan yang mereka bawa bersama sungat menyusahkan mereka. Ternyata bahtera sudah penuh, akhiranya mereka terdampar di pantai serta mati kelaparan.

Sementara golongan kelima mereka juga tidak mendengar panggilan nakhoda, bahtera telahpun meneruskan perjalanan. Di kalangan mereka ada yang jadi mangsa binatang buas yang ganas, ada yang sesat kebingungan sehingga mati dalam perjalanan, ada yang mati tenggelam dalam timbunan lumpur, ada yang dirantap ular. Mereka akhirnya hancur berkecai bagaikan bangkai-bangkai kering yang busuk. Terdapat di kalangan mereka yang sempat menaiki bahtera, namun mereka mengalami kesusahan beban banyak yang mereka bawa bersama dari pelbagai jenis bunga-bungaan, batu, dan mutiara. Kesibukan mengurus barangan mereka menye-babkan mereka diliputi kegundahan, kerana susah menjaganya bimbang akan kehilangannya, dan barangan tersebut pula menyempiti tempat duduk mereka di dalam bahtera.

Dalam pada itu, ternyata bunga-bungaan yang mereka bawa dalam masa yang singkat sahaja telahpun layu dan reput, warnanya pudar, batu dan permata perhiasan juga memudar, bahkan semuanya mendatangkan bau busuk. Di samping harta benda tersebut membuat suasana sesak dan sempit, bau busuknya pula menyakiti dan menyayat hidung, bentuk rupanya menyakiti mata memandang.

Tidak ada pilihan lain selain barangan tersebut terpaksa di buang ke dalam laut. Buah-buahan yang mereka makan di pulau, menjejaskan kesihatan mereka. Sebaik tiba di destinasi mereka mengalami pelbagai penyakit akibat bau busuk, demiki-anlah para pemilik barangan tersebut tiba dalam keadaan menderita sakit.

Demikianlah kisah mereka sesiapa yang agak terlambat masuk bahtera, ia hanya memiliki tempat yang tidak selesa dalam bahtera mereka terpaksa bersempit-sempit seketika. Sebaik tiba di negeri tujuan mereka baru merasa keselesaan.

Sedang penumpang yang awal menaiki bahtera mendapati tempat yang cukup lapang, mereka tiba di destinasi dengan selamat dan selesa.

Inilah perumpamaan penghuni bumi dalam hal kesibukan mereka mengurus habuan keduniaan yang bersipat sementara, dan perihal mereka lupa akan asal kejadian mereka, alpa terhadap kehidupan di hari esok. Betapa kejinya golongan yang menduga mereka bijak bestari dan berakal sedang mereka terperdaya oleh permata dan batu pualam, yakni emas dan perak, terpukau dengan rumput mati yang kering kontang, yakni segala perhiasan dunia. Sedangkan sedikit-pun tidak akan dibawanya di saat panggilan ajal telah tiba. Malahan harta benda dunia akan mendatang-kan beban dan bencana ke atas pemi-liknya. Sementara ia dalam kehidupan sekarang ini sibuk dengannya, sedih dan bimbang memikirkannya.

Demikianlah perihal umat manusia, kecuali segelintir hamba yang dikasihi dan dipelihara oleh Allah swt. (Ihya’ulumuddin, ms 1193).

Tuesday, February 2, 2010

GARIS PANDUAN HIBURAN DALAM ISLAM

1. TUJUAN


Garis Panduan Hiburan Dalam Islam ini disediakan untuk memberi panduan kepada pihak yang terlibat dalam industri hiburan merangkumi nyanyian, muzik, tarian dan lain-lain. Garis Panduan ini juga akan dijadikan rujukan dan panduan kepada masyarakat awam yang menyertai persembahan rancangan hiburan.


2. PENDAHULUAN

2.1. Pada dasarnya Islam mengharuskan hiburan kerana ia menjadi sebahagian daripada fitrah kehidupan manusia. Ini berdasarkan kepada hadis Rasulullah s.a.w. yang diriwayatkan daripada Aisyah r.a yang bermaksud:

“Sesungguhnya Abu Bakar masuk kepadaku, sedang di sampingku ada dua gadis hamba daripada orang Ansar sedang menyanyi dengan nyanyian yang dinyanyikan oleh orang Ansar pada hari peperangan Bu’ath. Aku berkata, kedua-dua orang ini bukanlah penyanyi. Abu Bakar berkata, adakah di rumah nabi ini terdapat serunai syaitan? Sedangkan pada hari ini adalah hari raya idul fitri. Rasulullah bersabda, wahai Abu Bakar, sesungguhnya setiap kamu ada hari rayanya dan ini adalah hari raya kita.” (Riwayat Ibnu Majah)


Berdasarkan Hadis tersebut, nyatalah bahawa hiburan yang menghiburkan jiwa serta menenangkan hati diharuskan oleh Islam. Ini dinyatakan oleh al-Syeikh Yusuf al-Qardhawi bahawa antara hiburan yang dapat menghibur jiwa, menenangkan hati serta menyedapkan telinga adalah nyanyian. Hiburan nyanyian ini diharuskan oleh Islam dengan syarat ia tidak dicampuri kata-kata kotor, keji atau yang boleh memberangsangkan kepada perbuatan dosa. (al-Halal wa al-Haram fi al-Islam, hal. 273).

2.2 Dalam membincang isu ini, Muzakarah Jawatankuasa Fatwa Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Agama Islam Malaysia dalam persidangan kali ke-2 pada 12 – 13 Mei 1981 telah membuat keputusan seperti berikut:


a) Nyanyian yang senikatanya baik, tidak lucah, tidak biadap dan tidak mendorong kepada maksiat[1], tidak bercampur gaul antara lelaki dengan perempuan dan tidak membawa kepada fitnah[2] adalah harus;

b) Jika nyanyian senikatanya tidak baik, lucah, biadap, mendorong kepada maksiat, bercampur gaul lelaki dengan perempuan dan membawa kepada fitnah maka nyanyian itu adalah haram;

c) Pancaragam yang melalaikan[3] hukumnya haram;

d) Mendengar nyanyian dan pancaragam adalah harus dengan syarat senikatanya baik, tidak lucah, tidak biadap, tidak bercampur lelaki dengan perempuan dalam keadaan yang tidak menimbulkan fitnah; dan

e) Menyanyi untuk menimbulkan semangat jihad adalah harus.



3. KANDUNGAN GARIS PANDUAN


3.1 Garis panduan ini mengandungi perkara-perkara berikut:


3.1.1 Takrif

3.1.2 Program Hiburan

3.1.3 Persembahan Muzik

3.1.4 Lirik Lagu

3.1.5 Persembahan Artis

3.1.6 Persembahan Tarian

3.1.7 Tanggungjawab Penganjur

3.1.8 Kesimpulan


3.2 Takrif


3.2.1 Hiburan


Maksud hiburan ialah sesuatu (perbuatan, benda dll) untuk menghiburkan (menyenangkan, mententeramkan) hati. (Kamus Dewan).


3.2.2 Nyanyian


Maksud nyanyian ialah gubahan muzik yang dilagukan dengan suara. (Kamus Dewan).


3.2.3 Muzik


Maksud muzik ialah gubahan bunyi untuk memperoleh keindahan bentuk dan pernyataan perasaan. (Kamus Dewan).


3.2.4 Tarian


Maksud tarian ialah gerakan badan serta tangan dan kaki berirama mengikut rentak muzik. (Kamus Dewan).





4. GARIS PANDUAN


Garis panduan yang memisahkan sama ada hiburan itu boleh atau sebaliknya menurut Islam adalah sejauh mana hiburan tersebut mencapai maksud dan prinsip Islam yang menekankan ke arah kesejahteraan umat manusia. Antara garis panduan tersebut adalah seperti berikut;


a) Program Hiburan


i. Bermatlamatkan kebaikan dan kesejahteraan.

ii. Diadakan di tempat yang bersesuaian supaya tidak mengganggu ketenteraman awam dan orang ramai.

iii. Mengambilkira masa yang bersesuaian dengan sensitiviti masyarakat dan ajaran Islam.

iv. Tidak disertai oleh perbuatan-perbuatan haram atau maksiat.

v. Tidak mengandungi acara yang bersifat provokasi yang boleh menimbulkan sikap prejudis atau permusuhan.

vi. Tidak mengandungi unsur-unsur pemujaan atau penyembahan yang bertentangan dengan ajaran Islam.



b) Persembahan Muzik

i. Tidak menimbulkan gerakgeri liar.

ii. Tidak mendorong kepada perbuatan maksiat.

iii. Tidak melalaikan.


c) Lirik


i. Kalimah syahadah dalam bahasa Arab hendaklah disempurnakan.

ii. Tidak mengandungi sebutan yang boleh membangkitkan nafsu syahwat, perkataan lucah, menggambarkan arak, dan memberi perangsang melakukan dosa.

iii. Tidak mengandungi unsur-unsur pemujaan kepada makhluk dan peribadi.

iv. Tidak mengandungi ungkapan-ungkapan yang melanggar adab kesopanan dalam Islam.

v. Tidak mengandungi ungkapan yang melanggar akidah dan syariat Islam.

vi. Tidak mengandungi unsur mengutuk nasib dan lucah.

vii. Tidak mengandungi unsur menghina, mengaib, mencaci, memfitnah dan seumpamanya.

viii. Tidak boleh menjadikan teks al-Quran sebagai lirik.




d) Persembahan Artis


i. Berinteraksi dengan penonton secara sopan dan disertai kata-kata yang boleh membina nilai-nilai kemanusiaan.

ii. Berpakaian kemas, sopan serta tidak memakai pakaian yang boleh mendedahkan diri kepada eksploitasi penonton dan tidak bercanggah dengan kehendak Islam.

iii. Tidak melakukan gerak geri dan perkataan yang boleh menimbulkan perasaan yang mendorong kepada maksiat dan menghina Islam.

iv. Tidak mengucapkan kata-kata yang menggalakkan perbuatan maksiat atau menghina agama Islam.


e) Persembahan Tarian


i. Berpakaian kemas, sopan serta tidak memakai pakaian yang boleh mendedahkan diri kepada eksploitasi penonton dan tidak bercanggah dengan kehendak Islam.

ii. Gerak tari yang dipersembahkan tidak menimbulkan fitnah.

iii. Tidak berlaku percampuran antara lelaki dengan perempuan yang boleh menimbulkan fitnah.

iv. Tidak bertujuan pemujaan atau penyembahan.

v. Tidak dipersembahkan dengan gaya yang memberahikan.


f) Tanggungjawab Penganjur


Penganjur hendaklah mempastikan acara hiburan yang dianjurkan menepati garis panduan yang telah disediakan.


5. Kesimpulan

Garis Panduan ini diharap memberikan panduan kepada pihak yang terlibat dalam industri hiburan. Ia juga dijadikan usaha untuk mewujudkan masyarakat yang dapat mengamal dan menikmati hiburan berteraskan nilai-nilai akhlak dan syariat Islam.




RUJUKAN


1. Mausu’ah al-Fiqhiyyah, Wizaratul Auqaf Wa al- Syu’un al-Islamiah,Cetakan Pertama, 1995, Kuwait.

2. Tafsir Pimpinan al-Rahman Kepada Pengertian al-Quran, Syeikh Abdullah bin Mohamad Basmeih, Jabatan Kemajuan Islam Malaysia.

3. Al-Halal wa al- Haram fi al-Islam, Syeikh Yusuf al-Qardhawi, al-Maktab al-Islami, Cetakan ke-15, Beirut 1994.


4. Kamus Dewan, Edisi Baru, Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur, 1991.

5. Garis Panduan Muzik, Nyanyian dan Seni Menurut Pandangan Islam, Bahagian Penyelidikan, JAKIM.

6. Muzakarah Jawatankuasa Fatwa Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Agama Islam Malaysia kali ke-2 pada 12 – 13 Mei 1981.


7. Garis Panduan Penyiaran, Suruhanjaya Komunikasi dan Multimedia Malaysia.

[1] Sesuatu perbuatan yang haram (Mausu’ah al-Fiqhiyyah)

[2] Cubaan, gangguan, hasutan dan kekacauan (Tafsir Pimpinan al-Rahman Kepada Pengertian al-Quran)

[3] Perkataan dan sebagainya yang tidak mendatangkan hasil serta tidak memberi faedah dan manfaat . (Mausu’ah al-Fiqhiyyah)